Traveling
Festival Bentara Upacara Adat Yogyakarta 2012
Senin 24 September 2012
Sebagai
upaya nyata meneguhkan eksistensi keistimewaan Yogyakarta, beberapa
waktu lalu Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
menggelar acara Festival Bentara Upacara Adat 2012 bertempat di depan
Bangsal Pagelaran Kraton Alun-alun utara Yogyakarta.
Festival
tersebut diikuti lima kelompok yang masing-masing mewakili 4 Kabupaten
dan 1 Kotamadya yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara
ini menampilkan lima upacara adat unggulan dari masing-masing kabupaten
dan kota di Provinsi DIY. Masyarakat dan wisatawan baik domestic maupun
mancanegara terlihat antusias menyaksikan Festival Bentara Upacara Adat
2012. Melalui acara ini wisatawan bisa mengetahui bahwa Yogyakarta
sebagai Kota Budaya memiliki aneka ragam upacara adat di tiap
kabupaten/kota. Kekayaan budaya ini patut dijadikan potensi wisata untuk
menarik wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
Adabanyak
sekali upacara adat di Yogyakarta. Hampir setiap daerah di Yogyakarta
memiliki upacara adat yang berbeda-beda. Upacara adat itu dilakukan
secara turun temurun dan merupakan wujud nyata tanggung jawab masyarakat
Yogyakarta untuk melestarikan warisan budaya dari nenek moyang. Upacara
adat merupakan wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan
kepada umatnya. Hal ini penting untuk dipahami masyarakat umum karena
selama ini mereka terlanjur mengartikan bahwa upacara adat tradisional
adalah sebuah sikap musrik terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Tepat
pukul 13.00 WIB acara festival dengan tema “Meneguhkan Eksistensi
Keistimewaan Yogyakarta dimulai. Acara diawali dengan kirab peserta
sepanjang jalan dari museum sonobudoyo menuju depan bangsal pagelaran
kraton yogyakarta. Selanjutnya masing-masing kelompok menampilkan
upacara adat yang dibawakan di depan Bangsal Pagelaran Kraton
Yogyakarta.
Sebagai kelompok pertama adalah perwakilan dari Sleman yang menampilkan upacara adat Sadranan Agung Pangeran Poeroeboyo. Upacara adat berasal dari Desa Sendangtirto Berbah Sleman.
Selanjutnya kelompok kedua adalah perwakilan dari Bantul yang menampilkan upacara adat kupatan jolosutro . Upacara adat ini berasal dari daerah Srimulyo Piyungan Bantul.
Setelah perwakilan dari Bantul dilanjutkan perwakilan dari Kulon Progo yang menampilkan upacara adat nggumbregi
dari daerah Jatimulyo, Girimulyo. Biasanya warga menggelar upacara ini
pada waktu pagi, di hari selasa kliwon atau jumat kliwon setiap bulan
suro. Upacara nggumbregi merupakan ungkapan rasa syukur warga ke hadirat Tuhan, atas limpahan rejeki yang berupa raja kaya atau hewan ternak.
Kelompok ke empat adalah perwakilan dari Kota Yogyakarta yang menampilkan upacara adat jogo kali winongo
dari daerah Notoprajan Ngampilan, Yogyakarta. Upacara ini untuk memohon
keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai sarana
membangkitkan semangat warga dalam menjaga lingkungan, terutama
kebersihan sungai.
Kelompok terakhir adalah perwakilan dari Gunungkidul yang menampilkan upacara adat bersih kali gunungbang. Upacara adat ini berasal Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Ritual yang juga disebut ritual bersih kyai sejati
ini dilakukan dengan melakukan bersih-bersih pada tiga sumber air di
gunungbang yaitu sumur lanang, sumur wedok dan comberan yang konon
merupakan salah satu petilasan Sunan Kalijaga. Hal ini dilakukan sebagai
ungkapan puji syukur kehadirat Tuhan atas limpahan kecukupan air,
keselamatan dan kesembuhan warga dari penyakit dan marabahaya.
Melalui
atraksi seperti ini diharapkan upacara adat dan budaya dari setiap
daerah di Provinsi DIY bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Wednesday, September 26, 2012
Traveling - Festival Bentara Upacara Adat Yogyakarta 2012
Saturday, September 22, 2012
BHI - Kebijakan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Kota Yogyakarta
BHI
Kebijakan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau Kota Yogyakarta
Senin 17 September 2012
Pemerintah
Kota Yogyakarta berkomitmen membangun ruang terbuka hijau untuk
mewujudkan keseimbangan alam. Ruang terbuka hijau adalah ruang untuk
paru-paru kota. Wujudnya antara lain taman kota, taman lingkungan, taman
jalan, dan taman privat yang ada di tingkat rumah tangga. Saat ini,
ruang terbuka hijau di Kota Yogyakarta sudah mencapai 34 persen. Angka
ini melebihi dari target yang ditetapkan, yakni 30 persen.
Untuk
mewujudkan ruang terbuka hijau Pemerintah Kota Yogyakarta membeli lahan
di kampung-kampung yang digunakan untuk membuat ruang terbuka hijau
sebagai public space. Namun, jika tidak tersedia lahan
pemerintah akan membuat pergola untuk tanaman yang bisa meneduhkan.
Ruang terbuka hijau bermanfaat untuk menyuplai kebutuhan oksigen dan
juga untuk resapan air. Untuk melaksanakan program ini Kota Yogyakarta
sudah mencapai ruang terbuka hijau sebanyak 34 persen. Demikian
diungkapkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Ir.Eko
Suryo Maharsono, MM.
Untuk melaksanakan program ini dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Yang pertama dilakukan adalah membentuk green community
atau komunitas yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, misalnya
komunitas merti code, sego segawe, jari polah dan lain-lain. Jika
kelompok-kelompok seperti ini sudah terbentuk maka program penghijauan
akan mudah tercapai.
Kaitannya
dengan program ruang terbuka hijau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kota Yogyakarta menginventarisir lahan-lahan yang bisa
dikembangkan untuk ruang terbuka hijau. Tahun ini di daerah Gambiran
Yogyakarta ada lahan seluas 6200 M2 yang akan digunakan untuk membuat
ruang terbuka hijau. Di lahan ini akan dibangun taman yang bisa
digunakan untuk kepentingan public. Pembangunan taman tersebut saat ini
pada tahap detail engineering design. Selain membangun taman
kota di daerah Gambiran Yogyakarta, Pemkot juga berencana akan
menghidupkan kembali embung yang dulu ada di Langensari, Pengok
Yogyakarta. Pembangunan embung dimaksudkan untuk persediaan air dan juga
mencegah banjir. Demikian dijelaskan oleh Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta, Ir. Edy Muhmmad.
Kepala
Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Provinsi DIY,
Ir.Hananto, MSc., mengatakan, “Tahun 2012 ini Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Kulonprogo mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat untuk
melaksanakan program ruang terbuka hijau. Bantuan itu dimaksudkan untuk
mendorong masyarakat agar sukses dalam merealisasikan ruang terbuka
hijau.
http://new.jogjatv.tv/berita/20/09/2012/bhi-kebijakan-pembangunan-ruang-terbuka-hijau-kota-yogyakarta