Yogyakarta, www.jogjatv.tv - Meski bersekolah di tempat yang minim fasilitas dan berhimpitan dengan dinding rumah warga, namun siswa SMP Ma’arif Kota Yogyakarta tetap antusias dan bersemangat mengejar cita-cita lulus dibangku sekolah menengah. Dengan bantuan dana dari BOS dan Bosda pihak sekolah terus mengupayakan pendidikan yang maksimal bagi siswanya yang hanya 60 orang.
Suasana hening terlihat pada kegiatan Ujian Nasional di SMP Ma’arif di Jalan Dagen Kota Yogyakarta. Seperti siswa lainnya yang sedang mengikuti ujian hari pertama, 22 siswa kelas IX di sekolah ini pun tampak serius dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Di tengah kondisi yang minim fasilitas dan sejuk, siswa SMP Ma’arif pun memiliki cita-cita tinggi untuk lulus UN dan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Maklum, seluruh siswa di sekolah ini adalah peserta KMS yang biaya pendidikannya telah ditanggung oleh Pemerintah Daerah dan Pusat melalui Dana BOS dan BOSDA. Berdasarkan pengalaman tahun 2010, sekolah ini juga memiliki catatan buruk dalam pencapaian kelulusan. Dan dari tahun ke tahun, total siswa SMP Ma’arif hanya berkisar 60 orang. Meski berada di pusat Kota Yogyakarta, namun hanya sekolah ini yang secara komitmen menampung anak-anak dari keluarga miskin yang terpinggirkan.
Beruntung, hari pertama UN, sekolah ini mendapat kunjungan mendadak dari Menteri Pendidikan Nasional. Pihak Kementrian pun menjanjikan adanya bantuan dana pembangunan sarana prasarana sekolah dan beasiswa bagi siswanya. Hal ini disambut gembira oleh Kepala Sekolah, Anasrudin yang berharap sekolahnya kelak akan menjadi semakin baik dan memiliki banyak murid. Anasrudin juga berharap, perpustakaan dan fasilitas komputer di sekolahnya juga ikut bertambah, sehingga siswa dapat menggunakannya secara maksimal.
Ernyta-Andri Yulianto
Read More..
Suasana hening terlihat pada kegiatan Ujian Nasional di SMP Ma’arif di Jalan Dagen Kota Yogyakarta. Seperti siswa lainnya yang sedang mengikuti ujian hari pertama, 22 siswa kelas IX di sekolah ini pun tampak serius dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Di tengah kondisi yang minim fasilitas dan sejuk, siswa SMP Ma’arif pun memiliki cita-cita tinggi untuk lulus UN dan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Maklum, seluruh siswa di sekolah ini adalah peserta KMS yang biaya pendidikannya telah ditanggung oleh Pemerintah Daerah dan Pusat melalui Dana BOS dan BOSDA. Berdasarkan pengalaman tahun 2010, sekolah ini juga memiliki catatan buruk dalam pencapaian kelulusan. Dan dari tahun ke tahun, total siswa SMP Ma’arif hanya berkisar 60 orang. Meski berada di pusat Kota Yogyakarta, namun hanya sekolah ini yang secara komitmen menampung anak-anak dari keluarga miskin yang terpinggirkan.
Beruntung, hari pertama UN, sekolah ini mendapat kunjungan mendadak dari Menteri Pendidikan Nasional. Pihak Kementrian pun menjanjikan adanya bantuan dana pembangunan sarana prasarana sekolah dan beasiswa bagi siswanya. Hal ini disambut gembira oleh Kepala Sekolah, Anasrudin yang berharap sekolahnya kelak akan menjadi semakin baik dan memiliki banyak murid. Anasrudin juga berharap, perpustakaan dan fasilitas komputer di sekolahnya juga ikut bertambah, sehingga siswa dapat menggunakannya secara maksimal.
Ernyta-Andri Yulianto