Klaten, www.jogjatv.tv - Para guru yang mengajar di SLB A Tuna Netra di Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan tidak adanya waktu tambahan Ujian Nasional bagi siswa tuna netra. Hal tersebut lantaran para siswa memerlukan waktu yang lebih lama untuk membaca soal soal ujian braile dengan meraba dibandingkan dengan siswa umum yang tidak terkendala.
Pada tahun-tahun sebelumnya, setiap pelaksanaan Ujian Nasional bagi siswa tuna netra dipastikan ada tambahan waktu 20 menit dari waktu yang ditentukan 120 menit atau 2 jam. Namun pada tahun ini berbeda, di amplop lembar soal tidak dicantumkan tambahan waktu. Hal ini dikeluhkan para guru lantaran untuk membaca soal braile siswa memerlukan waktu yang lebih lama dibanding bagi siswa pada umumnya. Kepala Sekolah SLB A Klaten, Subagyo mengaku khawatir apabila tidak diberikan tambahan waktu siswa tuna netra tersebut, tidak mengerjakan soal secara maksimal, terlebih untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika.
Subagyo telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, apabila penyerahan lembar jawaban terlambat. Selain diikuti siswa tuna netra ujian yang berlangsung di SLB B juga diikuti siswa tuna rungu. Dalam pelaksanaan ujian ini para pengawas harus mampu meggunakan bahasa isyarat untuk memberikan pengarahan para siswa.
Tim Liputan
Pada tahun-tahun sebelumnya, setiap pelaksanaan Ujian Nasional bagi siswa tuna netra dipastikan ada tambahan waktu 20 menit dari waktu yang ditentukan 120 menit atau 2 jam. Namun pada tahun ini berbeda, di amplop lembar soal tidak dicantumkan tambahan waktu. Hal ini dikeluhkan para guru lantaran untuk membaca soal braile siswa memerlukan waktu yang lebih lama dibanding bagi siswa pada umumnya. Kepala Sekolah SLB A Klaten, Subagyo mengaku khawatir apabila tidak diberikan tambahan waktu siswa tuna netra tersebut, tidak mengerjakan soal secara maksimal, terlebih untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika.
Subagyo telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, apabila penyerahan lembar jawaban terlambat. Selain diikuti siswa tuna netra ujian yang berlangsung di SLB B juga diikuti siswa tuna rungu. Dalam pelaksanaan ujian ini para pengawas harus mampu meggunakan bahasa isyarat untuk memberikan pengarahan para siswa.
Tim Liputan