Magelang, www.jogjatv.tv - Masyarakat Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mulai mempertanyakan kejelasan tanah mereka seluas 60 hektar yang kini menjadi alur baru aliran lahar dingin Merapi dari Kali Putih. Warga mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Meski telah dilakukan pendataan atas tanah milik warga, namun hingga kini warga belum mendapat jawaban pasti terkait persoalan tanah milik warga ini.
Tanah seluas 60 hektar, milik 300 warga masyarakat Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang kini tak jelas nasibnya. Tanah milik warga tersebut telah tertimbun lahar dingin Merapi. Bahkan telah menjadi alur baru lahar dingin Merapi di sepanjang alur Kali Putih. Pihak Desa Jumoyo telah mendata warga yang memiliki tanah tersebut dengan memberikan fotokopi SPPT Tahun 2011 ke pihak pemerintah daerah setempat. Meski pendataan atas kepemilikan tanah telah dilakukan, pihak desa masih belum mendapat kejelasan atas tanah warga ini.
Sementara itu, hingga saat ini sekitar 200 kepala keluarga atau 900 jiwa warga Desa Jumoyo, masih tinggal di huntara yang dibangun di lapangan desa setempat. Jumlah ini telah berkurang dari sebelumnya, karena sebagian pengungsi memilih untuk pulang ke rumah masing-masing.
Tim Liputan
Read More..
Tanah seluas 60 hektar, milik 300 warga masyarakat Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang kini tak jelas nasibnya. Tanah milik warga tersebut telah tertimbun lahar dingin Merapi. Bahkan telah menjadi alur baru lahar dingin Merapi di sepanjang alur Kali Putih. Pihak Desa Jumoyo telah mendata warga yang memiliki tanah tersebut dengan memberikan fotokopi SPPT Tahun 2011 ke pihak pemerintah daerah setempat. Meski pendataan atas kepemilikan tanah telah dilakukan, pihak desa masih belum mendapat kejelasan atas tanah warga ini.
Sementara itu, hingga saat ini sekitar 200 kepala keluarga atau 900 jiwa warga Desa Jumoyo, masih tinggal di huntara yang dibangun di lapangan desa setempat. Jumlah ini telah berkurang dari sebelumnya, karena sebagian pengungsi memilih untuk pulang ke rumah masing-masing.
Tim Liputan