Lebaran dalam Perspektif Agama dan Budaya
Rabu 15 Agustus 2012
Perayaan lebaran atau idul fitri menjadi moment yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim maupun non muslim. Dalam perayaan lebaran terdapat nilai-nilai agama yang sudah mengkristal dalam kehidupan masyarakat. Lebaran juga menjadi momen yang tepat untuk menyambung tali silaturahmi yang terputus.
Semangat untuk menyambung tali silaturahmi yang terputus mengejawantah dalam tradisi mudik lebaran. Sanak keluarga yang selama ini mencari nafkah di tempat perantuan pada saat lebaran, akan kembali ke kampung halamannya untuk bertemu keluarga dan saling memaafkan. Bahkan tradisi mudik ini tidak hanya dilakukan oleh umat Islam saja namun umat non muslim juga melakukan tradisi ini untuk menjalin silaturahmi. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai agama telah menjadi nilai budaya yang dipraktekkan oleh seluruh masyarakat. Demikian disampaikan oleh Budayawan Yogyakarta, KRT.Jatiningrat.
KRT.Jatiningrat menambahkan dalam merayakan lebaran Keraton Kasultanan Yogyakarta selalu menggelar acara ngabekten seusai sholat idul fitri. Ngabekten tahun ini dilaksanakan tanggal 19 Agustus 2012.
Kraton Yogyakarta menjalankan puasa selama 30 hari dan kebetulan pelaksanaannya bersamaan dengan awal puasa di tanah Arab, yakni pada hari jumat (20/8). Penentuan awal puasa adat keraton mengacu pada kalender Sultan Agung yang dibuat pada hari Jumat legi, tanggal 1 suro tahun Alip 1555 atau 1633 masehi.
Dalam merayakan Idul Fitri masyarakat Jawa mengenal istilah lebar, lebur, luber, labur yang maknanya saatnya untuk saling melebur diri sehingga kembali menjadi suci. Silaturahmi akan sangat baik jika dilakukan secara langsung dengan saling mengunjungi ke rumah kerabat, namun bagi pekerja professional yang terpaksa tidak dapat meninggalkan tugas saat lebaran bisa bersilaturahmi melalui perangkat teknologi, seperti telepon, sms maupun melalui jejaring sosial, yang penting adalah niat ikhlas. Hal ini tidak akan mengurangi esensi dari makna idul fitri. Demikian diungkapkan oleh Kakanwil Kemenag DIY, Drs.H.Maskhul Haji, M.Pd.