Senin 27 Agustus 2012
Seiring meningkatnya konsumsi masyarakat pada saat bulan puasa dan 
lebaran, volume sampah di Kota Yogyakarta meningkat cukup signifikan, 
yakni sekitar 10-15 ton perhari. Peningkatan volume sampah ini seiring 
dengan banyaknya pemudik dan wisatawan yang datang ke Yogyakarta.
Sebagai kota wisata, Yogyakarta selalu menjadi destinasi wisata dari 
seluruh Indonesia. Di satu sisi banyaknya wisatawan yang datang ke 
Yogyakarta mendatangkan rejeki berlimpah bagi warga setempat. Namun di 
sisi lain banyaknya wisatawan juga menimbulkan masalah yakni adanya 
sampah yang berserakan terutama di tempat-tempat wisata. Keberadaan 
sampah tentu mengurangi keindahan wajah Kota Yogyakarta sebagai Kota 
Wisata. Kepala Bidang Kebersihan BLH Kota Yogyakarta, Irvan Susilo, SH 
menghimbau terhadap setiap kendaraan wisata agar menyediakan kantong 
plastik di dalamnya untuk menaruh sampah yang dihasilkan wisatawan. 
Setelah tiba di tempat wisata kantong plastik berisi sampah tersebut 
ditaruh pada tempat yang telah disediakan, sehingga tidak berserakan dan
 memudahkan petugas kebersihan untuk memungutnya.

Saat libur lebaran kemarin kawasan Malioboro padat pengunjung. 
Lonjakan wisatawan ini berdampak pada bertambahnya volume sampah di 
kawasan tersebut. Bahkan terjadi peningkatan sampah hingga 5 kali dari 
hari biasa. Sayangnya sampah ini dibuang sembarangan meskipun di kawasan
 Malioboro sudah tersedia 60 unit tempat sampah. Demikian disampaikan 
oleh UPT Pengelolaan Sampah Kawasan Malioboro, Syarif Teguh Prabowo.

Saat ini Kota Yogyakarta memiliki 35 unit armada pengangkut sampah 
dan 300 orang tenaga kebersihan. Jumlah petugas kebersihan ini dirasa 
masih kurang jika dibandingkan dengan banyaknya sampah yang harus 
ditangani. Untuk menangani volume sampah kota saat ini, Idealnya 
memerlukan sekitar 500 orang petugas kebersihan.
Mengingat banyaknya sampah yang harus ditampung TPA Piyungan maka 
perlu mengubah perilaku masyarakat agar mengelola sampah secara mandiri,
 yakni dengan memilah sampah. Dengan cara ini maka sampah yang 
ditempatkan di TPA Piyungan akan bisa berkurang. Secara teknis umur TPA 
Piyungan pada 2015 mendatang sudah tidak mampu lagi menampung sampah. 
Dengan demikian masyarakat harus dibiasakan mengelola sampah secara 
mandiri sejak saat ini agar ke depannya sampah tidak menimbulkan 
bencana.
http://new.jogjatv.tv/berita/29/08/2012/teras-jogja-lebaran-2012-volume-sampah-di-yogyakarta-meningkat
 
 
 
 
