Yogyakarta, www.jogjatv.tv - Pemanasan global hingga saat ini masih menjadi isu besar yang dihadapi oleh masyarakat internasional. Fenomena tersebut diyakini sebagai akibat meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca, yang utamanya terdiri atas gas Karbondioksida di atmosfer bumi. Sebagai upaya mengurangi tingkat emisi CO2 domestik, dan untuk menekan laju terjadinya pemanasan global, maka penerapan konsep energi bersih sangatlah diperlukan.
Kepala Pusat Studi Energi UGM, Profesor Jumina mengatakan, saat ini rata-rata suhu bumi telah mengalami kenaikan sebesar 0,2 derajat celcius per-10 tahun. Kenaikan rata-rata suhu bumi tersebut disinyalir telah menyebabkan kenaikan permukaan laut setinggi 20 centimeter pada tahun 2000, jika dibandingkan dengan tinggi permukaan laut pada tahun 1900. Tanpa adanya upaya serius dan sistematis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfir bumi, maka suhu rata-rata permukaan bumi di tahun 2010 berada pada kisaran 14,6 derajat celcius akan naik menjadi sekitar 25 derajat celcius pada tahun 2500. Hal tersebut berarti bumi bukan lagi menjadi tempat hunian nyaman bagi manusia, hewan dan tumbuhan, bahkan sangat mungkin manusia tidak dapat bertahan hidup pada kondisi tersebut.
Menanggapi permasalahan global tersebut, Jumina menyampaikan pentingnya penerapan konsep energi bersih, demi mengurangi tingkat emisi CO2 domestik dan menekan laju terjadinya pemanasan global. Energi bersih merupakan energi yang ramah lingkungan atau energi yang tidak berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengembangan SDM bidang energi bersih tersebut lebih lanjut akan dibahas dalam seminar “Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Energi Bersih Menuju Ketahanan Energi Nasional”, yang digelar Selasa pagi(12/4), di ruang seminar Pasca Sarjana UGM.
Afirtha Diah Apsari-Abdul Maarif
Kepala Pusat Studi Energi UGM, Profesor Jumina mengatakan, saat ini rata-rata suhu bumi telah mengalami kenaikan sebesar 0,2 derajat celcius per-10 tahun. Kenaikan rata-rata suhu bumi tersebut disinyalir telah menyebabkan kenaikan permukaan laut setinggi 20 centimeter pada tahun 2000, jika dibandingkan dengan tinggi permukaan laut pada tahun 1900. Tanpa adanya upaya serius dan sistematis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfir bumi, maka suhu rata-rata permukaan bumi di tahun 2010 berada pada kisaran 14,6 derajat celcius akan naik menjadi sekitar 25 derajat celcius pada tahun 2500. Hal tersebut berarti bumi bukan lagi menjadi tempat hunian nyaman bagi manusia, hewan dan tumbuhan, bahkan sangat mungkin manusia tidak dapat bertahan hidup pada kondisi tersebut.
Menanggapi permasalahan global tersebut, Jumina menyampaikan pentingnya penerapan konsep energi bersih, demi mengurangi tingkat emisi CO2 domestik dan menekan laju terjadinya pemanasan global. Energi bersih merupakan energi yang ramah lingkungan atau energi yang tidak berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengembangan SDM bidang energi bersih tersebut lebih lanjut akan dibahas dalam seminar “Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Energi Bersih Menuju Ketahanan Energi Nasional”, yang digelar Selasa pagi(12/4), di ruang seminar Pasca Sarjana UGM.
Afirtha Diah Apsari-Abdul Maarif