Sleman, www.jogjatv.tv - Banyaknya radio komunikasi di sekitaran kawasan Kaliurang, membuat resah petugas pengamat Merapi yang berada di Pos Pengamatan Gunung Merapi, PGM Kaliurang. Pasalnya gelombang yang dipancarkan dari radio komunikasi, telah mengganggu sistem kerja seismograf, sehingga data yang ditampilkan seismograf sulit di baca, bahkan tidak bisa sama sekali.
Gerakan jarum galvanometer, seismograf yang ada di PGM Kaliurang ini bukan menunjukan getaran gempa yang terjadi di Merapi. Pergerakan jarum ini, terjadi akibat adanya gangguan dari gelombang atau splet radio komunikasi yang ada diseputaran Kaliurang, sehingga gerakan jarum tidak beraturan. Kejadian tersebut terjadi hingga kini. Menurut petugas pengamat Merapi, Triyono, gangguan gelombang ini sangat mengganggu kinerja seismograf. Sehingga menyulitkan petugas untuk membaca data seismograf, bahkan tidak bisa terbaca sama sekali.
Triyono mengaku pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunung Apian, BPPTK Yogyakarta telah menindaklanjuti gangguan ini, namun hal tersebut masih sering terjadi, lantaran terlalu banyak radio komunikasi yang beroperasi diseputaran Kaliurang, sehingga petugas kesulitan melacak, keberadaan radio komunikasi yang mengganggu tersebut.
Heri Susanto
Gerakan jarum galvanometer, seismograf yang ada di PGM Kaliurang ini bukan menunjukan getaran gempa yang terjadi di Merapi. Pergerakan jarum ini, terjadi akibat adanya gangguan dari gelombang atau splet radio komunikasi yang ada diseputaran Kaliurang, sehingga gerakan jarum tidak beraturan. Kejadian tersebut terjadi hingga kini. Menurut petugas pengamat Merapi, Triyono, gangguan gelombang ini sangat mengganggu kinerja seismograf. Sehingga menyulitkan petugas untuk membaca data seismograf, bahkan tidak bisa terbaca sama sekali.
Triyono mengaku pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunung Apian, BPPTK Yogyakarta telah menindaklanjuti gangguan ini, namun hal tersebut masih sering terjadi, lantaran terlalu banyak radio komunikasi yang beroperasi diseputaran Kaliurang, sehingga petugas kesulitan melacak, keberadaan radio komunikasi yang mengganggu tersebut.
Heri Susanto