Yogyakarta, www.jogjatv.tv - Semakin besarnya kesadaran umat muslim di Indonesia untuk pergi berhaji bagi yang mampu, terus menambah panjang daftar antrean calon haji. Hingga kini belum ada lampu hijau penambahan kuota dari pemerintah Arab Saudi, meski Kementrian Agama telah mengajukan tambahan kuota nasional sebanyak 3.000 porsi. Kepala Kanwil Depag DIY, Maskul Haji menjelaskan, untuk DIY saja waiting list calon haji saat ini sudah sampai tahun 2018, dengan kuota sebanyak 3.019 porsi setiap tahunnya, dari kuota nasional sebanyak 211.000 porsi. Melihat panjangnya daftar antrean ini, maka kurang bijak bila diberlakukan skala prioritas bagi calhaj tertentu, bahkan calhaj lansia. Karena pemberlakuan prioritas seperti itu, dapat merusak sistem antrean yang telah dibuat, dan merugikan mereka yang telah menunggu cukup lama. Selama ini DIY tidak pernah menjalankan skala prioritas apapun terhadap antrea calhaj, dan semua diberangkatkan sesuai nomor urut antreannya.
Sementara itu, menanggapi keputusan penghapusan skala proritas calhaj lansia oleh Menteri Agama, menurutnya hal tersebut belum pada tahap kebijakan, baru sebatas usulan. Karena selama ini Pemerintah Pusat juga tetap menjalankan sistem antrean sesuai nomor urut, dan tidak ada skala prioritas tertentu. Bahkan melihat panjangnya waiting list, kini pemerintah juga memberlakukan kebijakan berhaji hanya boleh dilakukan 1 kali, dan bagi yang sudah tidak bisa berangkat lagi selama masih banyak calhaj baru. Adapun untuk menghindari serbuan calhaj daerah lain, yang berusaha masuk ke DIY karena dinilai waiting listnya lebih pendek, Kanwil Depag DIY menyiasati dengan memberlakukan syarat KTP dan KK, guna melindungi calhaj asli DIY.
Edna-Fina