Yogyakarta, www.jogjatv.tv - Tak hanya penyakit ISPA, di musim hujan dengan intensitas tinggi seperti saat ini, anda wajib mewaspadai berkembangnya bakteri leptospirosis yang berasal dari tikus. Pasalnya penyakit ini sering muncul dan menjadi wabah berbahaya pasca banjir. Di Yogyakarta, setidaknya 5 jiwa telah menjadi korban dan 14 lainnya masih dalam perawatan dan pengawasan puskesmas.
Dampak perubahan iklim dan pemanasan global sangat mempengaruhi pola penyebaran dan penularan penyakit baik yang disebarkan oleh bakteri maupun virus. Di Kabupaten Kulonprogo kasus leptosprirosis bahkan telah menyebabkan 19 orang meninggal dunia. Sementara di Yogyakarta, dari 19 orang yang menderita, tercatat 5 orang meninggal dunia. Meski telah dilakukan upaya pencegahan, namun faktor penularan sangat bergantung pada pola hidup bersih dan sehat dari masing-masing individu.
Leptospirosis adalah virus yang dibawa oleh tikus dan penularannya melalui urine tikus yang menempel pada perantara air ataupun tanah. Jika di Kulonprogo rata-rata korbannya adalah para petani yang sehari-harinya bekerja di sawah. Di Yogyakarta, korban dari bakteri leptospira ini banyak dalami oleh warga pinggiran seperti di Umbulharjo, Kecamatan Kotagede dan Gondokusuman. Namun demikian penyebarannya kini juga telah mencapai di Kecamatan Pakualaman serta Mergangsan. Sebagai pencegahan, ada baiknya bagi para pemilik sumur untuk menaburkan kaporit sebagai bentuk kewaspadaan. Sementara bagi anda yang telah terindikasi bakteri sesegera mungkin untuk memeriksakan ke puskesmas terdekat, dengan melakukan cek darah, jika gejala-gejala seperti demam dan nyeri di betis sudah tak tertahankan. Di wilayah Kota Yogyakarta, setidaknya telah ada 4 puskesmas yang memiliki reagen, alat untuk mendeteksi dugaan leptospirosis, seperti puskesmas Umbulharjo 2, Mantrijeron, Gondokusumnan dan Gedong Tengen.
Ernyta-Andri Yulianto
Dampak perubahan iklim dan pemanasan global sangat mempengaruhi pola penyebaran dan penularan penyakit baik yang disebarkan oleh bakteri maupun virus. Di Kabupaten Kulonprogo kasus leptosprirosis bahkan telah menyebabkan 19 orang meninggal dunia. Sementara di Yogyakarta, dari 19 orang yang menderita, tercatat 5 orang meninggal dunia. Meski telah dilakukan upaya pencegahan, namun faktor penularan sangat bergantung pada pola hidup bersih dan sehat dari masing-masing individu.
Leptospirosis adalah virus yang dibawa oleh tikus dan penularannya melalui urine tikus yang menempel pada perantara air ataupun tanah. Jika di Kulonprogo rata-rata korbannya adalah para petani yang sehari-harinya bekerja di sawah. Di Yogyakarta, korban dari bakteri leptospira ini banyak dalami oleh warga pinggiran seperti di Umbulharjo, Kecamatan Kotagede dan Gondokusuman. Namun demikian penyebarannya kini juga telah mencapai di Kecamatan Pakualaman serta Mergangsan. Sebagai pencegahan, ada baiknya bagi para pemilik sumur untuk menaburkan kaporit sebagai bentuk kewaspadaan. Sementara bagi anda yang telah terindikasi bakteri sesegera mungkin untuk memeriksakan ke puskesmas terdekat, dengan melakukan cek darah, jika gejala-gejala seperti demam dan nyeri di betis sudah tak tertahankan. Di wilayah Kota Yogyakarta, setidaknya telah ada 4 puskesmas yang memiliki reagen, alat untuk mendeteksi dugaan leptospirosis, seperti puskesmas Umbulharjo 2, Mantrijeron, Gondokusumnan dan Gedong Tengen.
Ernyta-Andri Yulianto