Yogyakarta, www.jogjatv.tv - Meski secara kesehatan ulat bulu tidak menimbulkan penyakit dan berdampak pada kesehatan manusia, namun secara psykologis ulat bulu membuat orang yang melihatnya merasa risih. Bahkan kemunculannya yang tiba-tiba menjadi sangat banyak, dan luas menjadikan ketakutan tersendiri, karena di beberapa daerah, ulat bulu bisa masuk ke dalam rumah, bahkan bersembunyi di semak-semak.
Keberadaan ulat bulu sebenarnya telah ditemukan sejak tahun 1879, dengan populasi musiman. Namun karena perubahan iklim yang terjadi populasi ulat bulu menjadi sangat tinggi, dan mengganggu kenyamanan masyarakat. Ini dikarenakan ulat bulu tak hanya berdiam di pohon, namun dapat masuk ke rumah warga dan menempel di dinding rumah. Ulat bulu merupakan hewan yang mencari makan di malam hari, sementara di siang hari ulat bulu sering bersembunyi di batang pohon, karena tidak tahan oleh terik matahari. Meningkatnya populasi ini, membuat banyak ahli akhirnya melakukan penelitian dan pengkajian. Dari hasil sementara di Probolinggo, ulat bulu justru mati akibat adanya parasit alami berupa jamur dan bakteri yang ada di pohon. Dan secara alami 80% ulat bulu mati secara alami dalam 2 minggu atau berubah menjadi ngengat.
Meski secara alami dapat berkurang, namun populasinya yang sangat mengerikan tersebut, membuat Dinas Pertanian DIY kini berupaya mempercepat pemusnahan ulat bulu dengan melakukan penyemprotan pestisida dan insektisida. Untuk mengusir ngengat, Dinas Pertanian juga akan membantu menyediakan lampu ultraviolet yang akan di pasang di bawah pohon. Di DIY sendiri serangan ulat bulu terjadi tidak merata dan hanya beberapa pohon. Untuk mengatasi serangan meluas, Kepala Dinas Pertanian DIY, Nanang Suwandi, mengimbau agar masyarakat tetap mengamati tanamannya, serta mengendalikan mekanisme dengan membakar ulat dan kepompong yang ditemukan.
Ernyta-Andri Yulianto
Keberadaan ulat bulu sebenarnya telah ditemukan sejak tahun 1879, dengan populasi musiman. Namun karena perubahan iklim yang terjadi populasi ulat bulu menjadi sangat tinggi, dan mengganggu kenyamanan masyarakat. Ini dikarenakan ulat bulu tak hanya berdiam di pohon, namun dapat masuk ke rumah warga dan menempel di dinding rumah. Ulat bulu merupakan hewan yang mencari makan di malam hari, sementara di siang hari ulat bulu sering bersembunyi di batang pohon, karena tidak tahan oleh terik matahari. Meningkatnya populasi ini, membuat banyak ahli akhirnya melakukan penelitian dan pengkajian. Dari hasil sementara di Probolinggo, ulat bulu justru mati akibat adanya parasit alami berupa jamur dan bakteri yang ada di pohon. Dan secara alami 80% ulat bulu mati secara alami dalam 2 minggu atau berubah menjadi ngengat.
Meski secara alami dapat berkurang, namun populasinya yang sangat mengerikan tersebut, membuat Dinas Pertanian DIY kini berupaya mempercepat pemusnahan ulat bulu dengan melakukan penyemprotan pestisida dan insektisida. Untuk mengusir ngengat, Dinas Pertanian juga akan membantu menyediakan lampu ultraviolet yang akan di pasang di bawah pohon. Di DIY sendiri serangan ulat bulu terjadi tidak merata dan hanya beberapa pohon. Untuk mengatasi serangan meluas, Kepala Dinas Pertanian DIY, Nanang Suwandi, mengimbau agar masyarakat tetap mengamati tanamannya, serta mengendalikan mekanisme dengan membakar ulat dan kepompong yang ditemukan.
Ernyta-Andri Yulianto